Pada tanggal 22 September 2018, Indodax mengadakan meetup Block Community pertama di Indonesia. Acara ini diadakan di The Kasablanka, Mal Kota Kasablanka, dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, gratis!
Kami dari Zenith Team sudah mendaftarkan diri dari jauh-jauh hari untuk mengikuti Block Community ini. Saat sampai di tempat, terlihat banyak tim panitia yang sigap melayani pertanyaan dan mengarahkan pengunjung.
Sebelum rangkaian acara dimulai, kami berkunjung ke booth-booth expo yang ada. Ada 8 booth yang berpartisipasi, mulai dari Indodax, lyfe, HARA, mFun, PlayGame, Ontology, Vexanium, dan _. Zenith Team sempat berbincang dengan Indra Darmawan dari lyfe. Lyfe adalah sebuah aplikasi yang akan memberikan token bagi para pelaku hidup sehat.
Pembukaan Acara
Kata sambutan saat pembukaan Block Community diberikan oleh Oscar Darmawan, selaku Founder dan CEO dari Indodax.

Di kesempatan ini, Oscar juga sempat menjawab beberapa pertanyaan dari peserta. Seperti salah satu peserta yang menanyakan tentang apakah akan ada fitur stop-loss di Indodax. Oscar menjawab bahwa fitur stop-loss sudah ada di roadmap Indodax, tetapi mereka masih memonitor kesiapan dari para trader Indonesia sendiri. Selama ini, tanpa fitur stop-loss pun terkadang banyak trader yang komplain ke Indodax jika ada lonjakan harga setelah penurunan. Ditakutkan trader-trader baru malah merasa dirugikan oleh Indodax dan kabur apabila ada fitur stop-loss.
Pertanyaan lain yang diajukan adalah mengapa banyak koin besar yang belum dilisting di Indodax, tetapi ada koin-koin kecil yang malah sudah dilisting? Selama ini Indodax mempunyai 2 cara dalam menilai koin yang akan masuk listing. Pertama, untuk koin-koin besar, biasanya Indodax akan menghubungi mereka secara langsung, lalu mengecek apakah integrasi sistem bisa berlangsung secara aman, baru me-listing-nya di Indodax. Bisa dipastikan koin-koin ini bukanlah scam. (Dalam 2 bulan kedepan, NEO akan dilisting di Indodax, ONG nanti juga akan masuk.)
Sementara untuk koin-koin kecil, bisa dilisting lewat community coin voting. –keterangan coin voting
Ontology dan Partner-partnernya
Sesi
Daniel membahas Ontology secara keseluruhan, yaitu sebagai perusahaan yang ingin menjembatani dunia cryptocurrency dengan dunia nyata.
Sedangkan Mathias berbicara mengenai komunitas developer Ontology yang tersebar di beberapa negara, bagaimana Ontology merangkul mereka dalam program-program yang diadakan di websitenya. Sering diadakan meetup dan hackathon agar para developer bisa mengenal satu sama lain dan bersemangat membangun solusi dengan infrastruktur Ontology.

Untuk Anda yang tertarik (developer maupun yang ingin belajar tentang blockchain), silakan cek websitenya dan bergabung bersama komunitas Ontology. Mereka sedang kesulitan mencari developer-developer Indonesia!
Ontology juga akan meluncurkan program inkubasi bisnisnya, bernama Ontology Olympus Accelerator. Untuk informasi lebih lengkapnya, silakan cek di website Ontology.
Sesi selanjutnya diisi oleh perwakilan dari 4 perusahaan startup yang sudah bekerjasama dengan Ontology, yaitu Spokkz, Muzika, Contentos, dan Chain of Things (COT). Masing-masing perwakilan menjelaskan bagaimana perusahaan mereka menyelesaikan masalah yang ada dengan memanfaatkan teknologi blockchain dari Ontology.

Sekitar jam 12, para peserta disuguhi dengan makan siang. Saat ini juga dimanfaatkan untuk berbincang dengan para perwakilan perusahaan di booth-booth yang ada. Kami sempat berkunjung ke booth Ontology, PlayGame, dan Hara.
Acara dilanjutkan dengan sesi panel diskusi mengenai tokenisasi di Indonesia bersama dengan Regi Wahyu (HARA), Jason Lim (Mfun), Ali Kurtze (Perlin Network), dan Ken Okamoto (BCL) yang dipandu oleh Ken Chia (Tokenomy). Dari diskusi mereka, dapat disimpulkan bahwa teknologi blockchain mempunyai masa depan yang cerah di Indonesia. Bahkan Bank Indonesia saat ini sudah melirik blockchain!

Tokenomy
Sesi dilanjutkan dengan penjelasan Tokenomy dari Christian Hsieh (CEO Tokenomy) dan Ken Chia (VP Tokenomy) mengenai pencapaian Tokenomy sejak Januari 2018: membangun marketplace digital asset dan launchpad, yaitu platform untuk siapapun yang mempunyai project dan ingin menjual token mereka (crowdfunding).
Di acara ini juga, perusahaan-perusahaan yang sudah bekerjasama dengan Ontology diberikan kesempatan untuk melakukan pitching. Selama 10 menit, masing-masing perwakilan yaitu Ali Kurtze (PERLIN), Farina Situmorang (HARA), Jason Lim (Mfun), dan Indra Darmawan (lyfe) mencoba menjelaskan apa yang sudah mereka lakukan dan rencana mereka kedepannya.

Meetup Block Community ini merupakan kesempatan berharga bagi kita — orang-orang yang percaya dengan perkembangan blockchain Indonesia. Bertemu langsung dan mendengar dari para pelaku industri blockchain, sekaligus networking dengan sesama ‘penggemar’ digital asset dan blockchain.
Sampai bertemu di Block Community selanjutnya!